BAGAIMANA CARA LDII MEMAHAMI AL
QUR’AN DAN SUNNAH
(كيفية تفهيم القرأن والسّنّة)
Mungkin banyak petanyaan
terkait banyakya kabar-kabar miring tentang salah satu ormas yang ada di
Indonesia ini. salah satunya rumor tentang keilmuan dengan system manqul yang
sampai sekarang masih menjadi kontroversi, meskipun yang menggugat juga dengan
tanpa sadar menggunakan system tersebut. Hehehe (jadi lucu ya? baca di sini)
Kali ini saya akan mengajak
saudara untuk membuka rahasia pengajian LDII, sebenarnya bagaimana sih warga
LDII dalam memahami Al Qur’an dan Sunnah? Berikut point-point nya:
1. Makna perkata/terperinci (معنى
المفردات)
Makna perkata secara
terperinci (معنى المفردات) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang paling
mendasar. Karena dengan system seperti ini kita akan memahami makna dari ayat
atau hadits secara spesifik, yang tentunya sesuai dengan kaidah bahasa baik
balaghah, nahwu dan sharaf dsb. Selain pemaknaan ayat/hadits yang terperinci
dan tertib sesuai kaidah bahasa, pemaknaan kata juga merujuk pada kitab tafsir.
Sebagai contoh:
قال الله تعلى : وَاعْتَصِمُوْ بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَا
تَفَرَّقُوْا ... الأية . سورة
ٱل عمران ١٠٣
“Berpegang teguhlah kalian dengan talinya Allah (Islam) secara
berjama’ah dan jangan berfirqoh…”
Penjelasan kalimat sesuai tafsir:
روي ابن جريررحمه الله بسنده عن ابن مسعود رضي الله عنه في
قوله تعلى }واعتصمو
بحبل الله جميعا...{ قال: الجماعة . في تفسير الطبري ٣/٣٠
“Ibnu Jarir Rahimahullah meriwayatkan dengan isnadnya dari Ibni
Mas’ud RA di dalam firmannya Allah (واعتصمو
بحبل الله جميعا), Ibnu
Mas’ud berkata: (maksudnya) Al Jama’ah/secara berjama’ah”.
وقال ابن كثير رحمه الله في قوله تعالى: }ولا
تفرّقوا{ أَمَرَهُمْ
بِالْجَمَاعَةِ وَنَهَاهُمْ عَنِ التَّفْرِقَةِ .
في تفسير ابن كثير ٢/٧٤
Ibnu Katsir Rahimahullah
berkata dalam firmanNya Allah (ولا
تفرّقوا), “bahwa Allah
perintah untuk menetapi al jama’ah, dan Allah melarang dari firqoh/perpecahan.”
Jadi, tidak asal menerjemahkan
seperti yang diteriak-teriakkan oleh adik-adik yang mengaku/mengatasnamakan
dirinya sebagai Gerombolan F*IH.
Adik-adik yang tergabung
dalam Gerombolan F*IH memang selalu membuat kita terpingkal-pingkal,
bayangkan…. orang-orang yang ahli dalam nahwu-shorof saja merasa heran ketika
melihat pengajian LDII, karena dalam memaknai QH pas sesuai kaidah bahasa nahwu
dan shorof, padahal dengan waktu belajar yang singkat (inilah kelebihan belajar
secara manqul dan pemaknaan secara terperinci).
Laaaahhhh, Kok bisa-bisanya, orang yang mencari ilmu lewat terjemahan
yang biasanya tanpa mempedulikan lafadz aslinya, mengatakan pemaknaan perkata (معنى المفردات) tidak sesuai kaidah
bahasa?????? Atau mungkin mereka yang tidak faham tentng Nahwu dan Shorf?????
(untuk lebih jelasnya silahkan ikuti pengajian LDII, dimanapun anda berada).
2. Munasabah ayat (مناسبة الأية)
Munasabah
sebagai ilmu
yang mengaitkan pada bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya, mengaitkan
lafal-lafal umum dan lafal lafal khusus, atau hubungan antar ayat yang terkait
dengan sebab akibat, kemiripan ayat dsb. Munasabah Al Qur’an bisa antara ayat dan
ayat atau surat dengan surat.
Korelasi (munasabah) akan memudahkan seseorang dalam
memahami makna ayat atau surat, sebab penafsiran Al Qur’an dengan ragamnya,
jelas membutuhkan pemahaman korelasi (munasabah) antara suatu ayat dengan ayat
yang lain.
Contoh:
Allah SWT berfirman,
اَلَمْ
تَرَاِلَى الَّذِيْنَ تولّوا قَوْمًا غضب الله عَلَيْهِمْ ...
الأية (سورة المجادلة ١٤)
“(Hai
Muhammad) apakah kamu belum melihat pada orang-orang (munafiq) yang menjadikan
suatu qoum (kafir) sebagai teman?... ” (Qs. Al
Mujadillah: 14)
Ayat diatas (Al Mujadillah: 14) mempunyai hubungan
dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Hasyr ayat 11,
اَلَمْ تَرَاِلَى الَّذِيْنَ
نَافَقُوْا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْ اَهْلِ الْكِتَبِ
لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيْعِ فِيْكُمْ اَحَدًااَبَدًاوَّاِنْ
قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ،... الأية (سورة
الحشر ١١)
“(Hai
Muhammad) apakah kamu tidak memperhatikan pada orang-orang munafiq yang berkata
pada saudara-saudaranya yang kafir (Yahudi Bani Nadhir). Mereka (munafiq)
berkata, “jika kalian diusir oleh orang iman, maka kami pasti akan bersama
kalian dan kami tidak akan mengikuti siapapun selain kalian selamanya. Jika
kalian (kafir) diperangi, sungguh kami akan menolong kalian.”
Dengan munasabah ini maka ayat yang dikaji
lebih luas dan lebih jelas, Kalau dalam kajian Al Hadits, penggolongan hadits
juga bisa dari bab maupun Kitab (مناسبة الحديث للباب ،
والباب للكتاب).
3. Makna keseluruhan (معنى الإجمل)
Selanjutnya yaitu makna
keseluruhan atau pemaknaan secara umum dari ayat atau hadits yang dikaji, dalam
hal ini meliputi pula penjelasan tentang sebab turunnya ayat (اسباب النزول) atau sebab datangnya
hadits (اسباب الورود).
Sebagai Contoh: Allah SWT
telah berfirman:
إِنَّكَ لَاتَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ
يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاءُ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
(سورة القصص ٥٦)
“sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan bisa memberikan
petunjuk kepada orang yang kau senangi, Akan tetapi Allah lah yang memberikan
petunjuk kepada orang yang dikehendaki, dan Allah maha tahu kepada orang-orang
yang mendapatkan petunjuk.”
Asbabul nuzul ayat tersebut:
قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم لِعَمِّهِ قُلْ
لَاإِلَهَ إِلَّاالله اَشْهَدُ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَمةِ قَالَ لَوْلَااَنْ
تُعَيِّرَنِي بِهَا قُرَيْشٌ إِنَّمَا يَحْمِلُهُ عَلَيْهِ الجزَعُ لَأَقْرَرْتُ
بِهَا عَيْنَكَ . فَأَنْزَلَ اللهُ { إِنَّكَ لَاتَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ
....}. (رواه الترمذى في
تفسيرالقران)
Rasulullah SAW berkata pada
pamannya, “ucapkanlah لَاإِلَهَ إِلَّاالله, maka dengan kalimat itu aku akan
menjadi saksi untukmu dihari kiamat nanti”, lalu pamannya berkata,”seandainya
orang Quraisy tidak mencela padaku sebab kalimat itu niscaya aku akan
mengucapkannya”. Maka Allah menurunkan ayat ini (Al qoshos: 56).
Dengan demikian penjelasan
tentang suatu ayat atau hadits akan lebih gamblang dan lebih mengena yang
tentunya bisa lebih mudah untuk difahami.
4. Faedahnya Ayat/hadits (فوائد
الأية / فوائد الحديث)
Banyak hikmah yang bisa kita
ambil dari setiap ayat maupun hadits yang kita kaji. Dengan adanya penjelasaan
tentang faedah yang terkandung di dalamnya, tentunya kita akan lebih meresapi,
menghayati betul-betul tentang ilmu yang didapatkan. Tidak diragukan lagi bahwa
Al Qur’an dan Sunnah memberikan banyak pelajaran pada manusia guna menjalani
kehidupan di dunia yang baik dan hal, yang nantinya akan kembali dan mendapat
rahmat disisi Allah SWT.
Mengkaji Al Qur’an dan
Sunnah bukan hanya sekedar menambah wawasan saja, akan tetapi kita berusaha
bisa mengambil hikmah di dalamnya. Penjelasan tentang faedah dari Al Qur’an dan
Sunnah, tidak lain adalah dengan tujuan agar kita bisa mengaplikasikannya
kedalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan kita mengambil hikmah dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka disinilah letak kesempurnaan
keimanan seseorang.
قال الله تعلى : يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاءُ وَمَنْ
يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّا
اُولُواالْاَلْبَابِ (سورة
البقرة ٢٦٩)
“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang
Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan
hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman
Allah).
"
Saudaraku,
inilah rahasia dibalik pengajian LDII yang mana warga LDII selalu dibimbing
untuk menjalani kehidupan yang islami, mencontoh kehidupan Rasulullah yang
terkemas dalam sirah nabawiyyah, dan dengan pengajian seperti ini terbentuklah
aplikasi dalam kehidupan yang terwujud dalam istilah 6 thabi’at luhur, yaitu:
rukun, kompak, kerjasama yang baik, jujur, amanah dan mujhid muzhid.
Semoga
semua umat Islam bisa mencontoh pada program pengajian LDII dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
الحمد لله جزا كم الله
خيرا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar